PANJI = APANJI = MAPANJI

0
971

Beberapa pendapat tentang Cerita Panji :

W.H. Rassers menghubungkan kisah Panji dengan Airlangga yang membagi dua kerajaannya menjadi dua pada abad ke 10. Dari dua kerajaan itu akhirnya muncullah nama Panji dari Jenggala dan andrakirana dari Panjalu.

Poerbatjaraka mengidentifikasi Panji sebagai sosok Raja Rameswara dari Kediri dan Kirana adalah Puteri dari Jenggala berdasarkan Kakawin Smaradhana.

C.C. Berg Mengidentifikasi Panji sebagai Hayam Wuruk karena di dalam Kidung Sunda disebutkan bahwa Hayam wuruk adalah raja dari Koripan (Kahuripan). Argumen lain bahwa Hayam Wuruk adalah tokoh yang m enyatukan kembali daerah daerah yang pernah dipecah oleh Airlangga.

Agus Aris Munandar bahwa Cerita Panji merupakan “Kisah Nasional Majapahit” karena seringnya digambarkan pada relief dinding candi dimasanya.

—-

Asal muasal cerita Panji tidak diketahui namun diketahui memiliki latar belakang Jawa periode klasik era Kerajaan Kadiri saat para pujangga mulai membuat karya sastra dengan cerita tidak lagi India sentris namun beralih mengangkat kehidupan lokal. Merefleksikan kreatifitas dan kearifan lokal orang Jawa pada masa itu menjadikan Cerita Panji ditetapkan sebagai Memory of the World (Warisan Ingatan Dunia) oleh UNESCO pada tanggal 31 Oktober 2017 lalu dimana dalam situsnya dideskripsikan  Cerita Panji sebagai dongeng dari abad 13 mengenai petualangan panji, seorang pahlawan Jawa yang mencari sang kekasih Puteri Candrakirana.

Cerita Panji merupakan sekumpulan cerita yang berkisar pada dua tokoh utama yaitu Raden Panji Inu Kertapati (Kudawaningpati atau Asmarabangun) seorang pangeran dari Kerajaan Janggala dan Dewi Sekartaji (atau Galuh Candrakirana) seorang Puteri dari Kerajaan Kadiri yang saling mencinta dan akhirnya bersatu dalam cinta.

Cerita Panji dalam penggambaran relief sering digambarkan sebagai figure pria yang memakai tekes penutup kepala serupa blankon Jawa gaya Sala/Surakarta. Badan bagian atas tokoh digambarkan tidak memakai pakaian, sedang bagian bawah digambarkan memakai kain yang dirempel menjuntai hingga menutup paha.

Cerita Panji merupakan sastra (literary circle) karena cerita dituangkan dengan beragam versi tidak disatukan dalam satu cerita induk dengan tokoh utama berkisar pada dua orang tersebut yaitu Raden Panji Inu Kertapati dan Dewi Sekartaji. Cerita ini sangat popular disebarkan oleh para pedagang melalui perjalanan laut di awali kemunculannya di Jawa Timur kemudian menyebar ke Bali, Lombok, Sumatera, Kalimantan hingga ke Malaysia, Brunai, Singapore, Thailand, Myanmar, Kamboja, Filipina, Vietnam, Laos.

Panji dalam Prasasti antara lain :

Prasasti Banjaran 975 Saka : gelar mapanji digunakan untuk gelar seorang raja yaitu Sri Maharaja Alanjung…..

Prasasti Hantang 1057 Saka :…itulah saat perintah Sri Maharaja sang Mapanji Jayabaya Sri Marmmeswara ……

Prarsasti Sarwadharma : …. Perintah turun kepada semua tanda rakryan ri pakirakiran, rakryan mahapatih bernama Kbo Arema, rakryan demug bernama Mapanji Anunda …

Selain prasasti di atas beberapa prasasti yang menyebut gelar panji, apanji atau mapanji  terdapat dalam Prasasti Talang (1068 S), Prasati Padlegan (1038 S), Prasati Jaring (1107 S), Prasati Ceker (1107 S), Prasati Kemulan (1116 S), Prasati Palah (1119 S) dan Prasati Tuhanaru (1245 S).

Panji dalam Karya Sastra  antara lain :

Karya Sastra Panji Jayakusuma : menceritakan tentang Raden Panji yang menyamar menjadi Jayakusuma, seorang Tumenggung dari Kerajaan Bauwarna.

Karya Sastra Panji Anggraeni : menceritakan tentang Raden Panji yang sedih karena kematian sang kekasih, Dewi Anggraeni.

Karya Sastra Panji Kudaranawangsa : menceritakan tentang Candrakirana yang diculik oleh Durga dan dibuang ketengah hutan. Atas bantuan Dewa Narada, Candrakirana diubah menjadi laki-laki dan diberi nama Kudanarwangsa.

Karya Sastra Panji Angronakung : menceritakan tentang Panji Inu Kertapati yang mengubah namanya menjadi Panji Angronakung dan menjadi abdi Raja Urawan.

Karya Sastra Panji WasengSari : menceritakan tentang Pangeran Wira Namtami (Raden Ino) dari Koripan yang gagal bertunangan dengan Raden Galuh dari Daha akibat ulah Raja Mangada. Raden Ino berhasil selamat dari upaya pembunuhan karena diselamatkan oleh rombongan puteri dari Daha. Raden Ino mengaku dari Gegelan (Urawan) dan diangkat menjadi seorang pengalasan dengan nama Undakan Waseng Sari.

Mengingat Cerita Panji telah menjadi ingatan dunia maka cerita tersebut harus dilestarikan salah satu cara dengan mengaplikasikan dalam berbagai kegiatan berupa dokumentasi arsip, penelitian, pameran, workshop dan sebagainya. Dalam pelestariannya beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu tetap menjaga keotentikan cerita atau bentuknya sehingga nilai-nilai yang terkandung tetap terjaga dan tetap tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.

Koleksi Museum Airlangga Kediri Relief penggalan cerita Panji Semirang
Terlihat 7 sosok tokoh memakai topi tekes salah satunya adalah Panji Semirang diyakini adalah penjelmaan Dewi Sekartaji

Koleksi Museum Airlangga Kediri Relief penggalan cerita Panji Semirang. Terlihat 7 sosok tokoh memakai topi tekes salah satunya adalah Panji Semirang diyakini adalah penjelmaan Dewi Sekartaji