MASJID JAMI’ GRESIK

0
1057
dokumentasi : bidang cagar budaya dan sejarah

Masjid Jami’ Gresik berada di Jalan Wachid Hasyim Nomor 6 Desa Kauman Kecamatan Gresik. Berada di sebelah Barat alun-alun Gresik yang dipisahkan oleh Jalan Raya Wachid Hasyim. Masjid ini dapat diketahui oleh penanda berupa tulisan “Masjid Jami’ Gresik” di bagian gapura depan masjid.

Pada awalnya Masjid Jami’ Gresik dibangun oleh Nyai Ageng Pinatih di tanah lapang. Konstruksi masjid ini berbahan kayu. Ketika masa pemerintahan Tumenggung Pusponegoro masjid ini terbakar. Pada tahun 1712 dibangun ulang menggunakan teknik konstruksi kolonial namun tidak menghilangkan unsur bangunan Nusantara. Hal ini dapat terlihat pada penggunaan soko guru, soko rowo dan bentuk atap. Bentuknya masih sederhana, karena ukurannya masih kecil dan beratap atau berpayon kayu.

Pada tahun 1751 bangunan masjid tersebut kemudian direnovasi oleh Tumenggung Tirtorejo. Pada tahun 1786 masjid tersebut terbakar, kemudian pada tahun 1789 terkena petir dan pada tahun 1796 terbakar kembali. Setelah itu dilakukan renovasi hingga selesai di tahun 1806 (Manuskrip, 1982:3).

Pada tahun 1927 Masjid Jami’ Gresik tersambar petir kembali dan mengakibatkan kebakaran pada beberapa bagian masjid. Peristiwa tersebut juga berdampak besar pada kerusakan pada bagian atap, sehingga kondisi tersebut menjadikan masjid bocor. Karena adanya peristiwa tersebut, pada tahun yang sama masjid mulai direnovasi dan membangun bagian baru sehingga masjid nampak semakin besar. Proses pembangunan tersebut berakhir di tahun 1929 (R.A.A Soerjowinoto, 1929: 2).

Peletakan batu pertama (Ris atau ruji dari batu granit warna merah) terjadi pada tanggal 10 Juli 1927. Pada tahun 1955, pada bagian serambi utara dan selatan mulai dibangun dan dilengkapi tempat wudlu bawah tanah. Kemudian pada tahun 1977, pada bagian kanan dan kiri serambi dibangun lagi bangunan bertingkat. Pada tahun 1978 dibangun sebuah kantor di bagian utara dan tempat wudlu di bagian utara dan selatan. Pada tahun 1982 dibangun lagi kantor di bagian selatan (Manuskrip, 1982: 7-8).

Secara keseluruhan, kondisi  fisik bangunan masjid Jami’ Gresik masih baik. Meski begitu, terdapat penambahan beberapa bangunan baru yang digunakan untuk aktivitas masjid tersebut. Penambahan tersebut berupa serambi sisi Timur, Serambi undakan 1 sisi Utara, 2 menara di sisi Utara dan Selatan, tempat wudhu perempuan, tempat wudhu pria, ruang kantor pengelola. Serambi berada di sisi luar bangunan, bermodel persegi panjang dengan ukuran 43,1 m x 38,2 m. Lantai berbahan marmer. Bagian serambi didesain tanpa dinding. Bagian atap disangga dengan pilar sejumlah 34. Semua struktur serambi merupakan unsur baru.             Menara berada di sisi Utara dan Selatan masjid dengan bentuk segi empat. Tempat wudhu putri berada di halaman depan berhimpit dengan pagar Selatan masjid. Di sisi Selatan, berurut dari depan ke  belakang terdapat bangunan tempat wudhu putrid dan bagian masjid lantai 1. Sedangkan di sisi Utara, tempat wudhu pria, bagian masjid lantai 1 dan sekretariat masjid Jami’. Di atasnya terdapat bangunan dengan unsur baru yang sejajar dengan teras lantai 2 masjid yang biasanya digunakan untuk taman pendidikan Al-Quran.