SS. Van der Wijck adalah sebuah kapal penumpang, milik perusahaan Koninklijk Paketvaart Maatschappij. Kapal berbobot 2.596 ton buatan Galangan Wilton Feyenoord, Rotterdam tahun 1921 ini, pada saat pelayaran terakhirnya melayai rute transportasi antara Bali-Semarang via Surabaya, dengan membawa 226 penumpang yang terdiri dari 187 warga pribumi dan 39 orang eropa, serta 99 orang awak kapal yang terdiri dari warga pribumi dan orang eropa. Kapal tenggelam pada 20 Oktober 1936 di sekitar perairan Lamongan, kurang lebih sekitar 12 mil dari Pantai Brondong dengan korban jiwa sekitar.
4 orang tewas dan 49 orang hilang. Pada saat peristiwa tersebut terjadi, para nelayan Brondong dan Belimbing saling bahu membahu dengan menggunakan kapal-kapal nelayan tradisional memberikan pertolongan kepada para korban, meskipun mereka mengetahui kapal tersebut milik penjajah Belanda.
Mengetahu bahwa para nelayan Brondong dan Belimbing memberikan pertolongan kepada para korban dengan ikhlas, sehingga banyak awak kapal dan penumpang dapat diselamatkan, Pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk membangun sebuah monumen sebagai simbol terima kasih atas bantuan dan pertolongan yang diberikan warga sekitar pada saat tenggelamnya kapal.
Monumen Van der Wijck sendiri berbentuk seperti tugu dengan empat sisi, dan terdapat dua buah prasasti dikedua sisinya dalam Bahasa Belanda dan Indonesia ejaan lama, yang berisi ucapan terima kasih kepada operator radio kapal dan para nelayan yang telah menolong korban tenggelamnya Kapal Van der.